Results for 'Brajavallabha Śaraṇa'

9 found
Order:
  1. Śrī Nimbārkācārya aura unakā sampradāya.Brajavallabha Śaraṇa, Vidhārīdāsa & Govindaśaraṇa (eds.) - 1963
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  2.  19
    Unsur-unsur Epistemologi ‘Proto-Nyaya’ dalam Bhagavad-Gita.Jeffrey W. Jacobson - 2022 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 18 (2):133-150.
    The Bhagavad-Gita, as a multivalent text, has been a source of inspiration for all areas of Indian thought. This paper identifies elements in the Bhagavad-Gita which may have influenced the formation of Nyaya philosophy in the centuries after it was written. Part one of the paper reviews Nyaya epistemology as a whole, focusing on aspects that play an important role in the Bhagavad-Gita: perception (pratyaksa), inference (anumana), ‘syllogism’, verbal utterance (sabda) and the practical orientation of knowledge. The second part shows (...)
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  3.  7
    Ernst Mach Dan Ekonomi Pikiran.Karlina Supelli - 2020 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 11 (1):20-60.
    Ernst Mach stands as a representative figure of the positivist philosophy of science at the turn of the twentieth century, yet he is by far the most misunderstood scientist-philosopher. The misunderstanding is largely caused by his epistemological rejection of the use of hypothetical entities that are ordinarily posited by scientists. He also argued against the mechanistic worldview which dominated scientific investigations in the nineteenth century. This essay will demonstrate that Mach’s positivism differs from the earlier positivism of August Comte. His (...)
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  4.  9
    Kesamaan Proporsional dan Ketidaksamaan Perlakuan dalam Teori Keadilan Aristoteles.Yosef Keladu - 2023 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 19 (1):54-78.
    This article aims to explain proportional equality and the way to comprehend the inequality of treatment found in Aristotle’s theory of justice. One of the ethical principles in a fair distribution of goods is equality, which is commonly understood as equality of treatment and outcomes. Surpassing this common understanding, if not in reverse, Aristotle offers proportional equality, in the sense that a fair distribution of goods must take into consideration balance or suitability between the goods distributed and the quality or (...)
    No categories
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  5.  7
    Pendidikan bagi Manusia sebagai Pengada Yang Nestapa.Harry Kristanto - 2022 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 18 (2):164-191.
    In almost every aspect of life, human being always tries to seek happiness. At the same time, we tend to avoid situations which may lead to unhappiness. In fact, there are two undeniable phenomena that negate this tendency, namely, first, happiness has become a commodity that is packaged, advertised, and marketed. Second, despair and other forms of crisis often understood as the antithesis of happiness are actually the existential experiences of every human being. This obsession towards happiness has also infiltrated (...)
    No categories
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  6.  10
    Filsafat jiwa ikhwan al-shafa sebagai basis konsep pendidikan.Muhamad Rum - 2021 - Kanz Philosophia a Journal for Islamic Philosophy and Mysticism 7 (1):111-134.
    Penelitian ini bertujuan untuk membantah pernyataan kaum materialisme yang cenderung menolak keberadaan jiwa sebagai dimensi yang penting bagi manusia khususnya yang berkaitan dengan pendidikan. Adapun latar belakang masalahnya adalah aliran materialism menyatakan bahwa realitas fisiklah yang hakiki dan kelompok ini juga menolak adanya realitas immateri. Dalam kaitannya dengan pendidikan fisiklah yang berperan secara total dalam proses abstraksi. Dengan pendidikan dimaksudkan dapat menjadikan manusia semakin baik dan mampu meningkatkan ekonomi yang lebih baik pula. Disamping itu, Pendidikan kaum borjuis disebut sebagai proses (...)
    No categories
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  7.  8
    Tolok Ukur Penilaian Moral Dalam Etika Pragmatik John Dewey.J. Sudarminta - 2020 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 13 (2):174-192.
    Abstrak: Dalam artikel ini pandangan John Dewey tentang tolok ukur penilaian moral, sebagaimana ia jelaskan dalam teori etika pragmatiknya, akan disajikan dan dievaluasi. Artikel dibagi dalam tiga bagian. Pertama, berbeda dengan teori-teori etika teleologis, di mana moralitas tindakan dinilai dari menunjang tidaknya tindakan tersebut dalam upaya mencapai tujuan akhir hidup manusia, dalam pandangan Dewey, suatu tindakan dinilai secara moral baik kalau tindakan tersebut mencapai tujuan yang dimaksudkan untuknya. Tujuan tersebut bersifat kontekstual dan plural serta selalu terkait dengan sarana yang tersedia (...)
    No categories
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark  
  8.  12
    M. Sastrapratedja, Lima Gagasan Yang Dapat Mengubah Indonesia, Jakarta: Pusat Kajian Filsafat dan Pancasila, 2013, 413 hlm. [REVIEW]Franz Magnis-Susesno - 2020 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 13 (1):138-142.
    Lima gagasan yang dapat mengubah Indonesia itu tentu Pancasila. Sebagaimana ditulis Jakob Oetama dalam kata pengantar buku Profesor Sastrapratedja, sudah sangat mendesak untuk mengaktualisasikan kembali Pancasila. Pancasila sudah lama berada dalam bahaya, bukan karena masih ada kekuatan politik yang mempersoalkannya, melainkan karena dukungan terhadap Pancasila cenderung menguapkan maknanya. Di masa Demokrasi Terpimpin Pancasila semakin dikesampingkan oleh semboyan-semboyan lain di mana yang paling tragis adalah NASAKOM. Di masa Orde Baru Pancasila dinyatakan sakti dan sesudahnya jutaan saudara dan saudari sebangsa dibunuh, dikucilkan, (...)
    No categories
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark   1 citation  
  9.  9
    Pierre Hadot, Philosophy as a Way of Life, trans. by M. Chase, Cambridge: Harvard UP, 1999, x + 309 hlm. (PWL); Pierre Hadot, What is Ancient Philosophy?, trans. by M. Case, Cambridge: Harvard UP, 2004, xiv + 362 hlm. (WAP). [REVIEW]Haryanto Cahyadi - 2017 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 16 (2):226-235.
    Tidak bisa disangkal bahwa filsafat Barat dewasa ini hampir identik dengan wacana filosofis (philosophical discourse), berupa konsep, teori, atau sistem, yang umumnya berkembang dinamis dan dipelajari sebagai disiplin keilmuan dalam lingkungan akademis melalui satuan kurikulum perguruan tinggi modern. Maka tidak mengherankan bila filsafat cenderung identik dengan filsafat akademis (academic philosophy). Namun berkat dua buku Pierre Hadot (1922-2010) kita terbantu untuk menyadari hilangnya sebagian besar pemahaman filsafat itu sendiri terutama wawasan klasik yang mengungkapkan fokus utama penghayatan maupun lintasan peralihan fokus utama (...)
    No categories
    Direct download (2 more)  
     
    Export citation  
     
    Bookmark